Thursday, August 31, 2006

Jangan kaya orang susah doong...

Dapet artikel dari sini nih

Semangat Remaja Melawan Kemiskinan

Kemiskinan memberikan dampak sosial yang berat bagi remaja. Membatasi akses terhadap pendidikan, kesehatan, makanan yang bergizi, pekerjaan, dan banyak lagi. Secara sosial, kemiskinan memberikan kontribusi. Bagaimanapun kemiskinan harus kita lawan.

Ini kesempatan kita membuat perubahan. Jadi kita harus menyadari bahwa masalah ini adalah masalah yang dekat dengan kehidupan kita. Masalah ini memengaruhi akses dan kesempatan kita untuk mendapatkan hak-hak dan kehidupan yang lebih baik. Misalnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, kesehatan yang baik, makanan bergizi, dan lainnya.

Hari Remaja Internasional

Setiap tanggal 12 Agustus di seluruh dunia diperingati sebagai Hari Remaja Internasional (International Youth Day). Gagasan tentang pentingnya remaja untuk memiliki satu hari khusus bermula dari konferensi dunia para menteri yang bertanggung jawab menangani masalah remaja yang diselenggarakan di Lisabon pada tanggal 8-12 Agustus 1998. Para menteri ini mengusulkan agar hari terakhir konferensi diperingati sebagai Hari Remaja Internasional. Akhirnya pada Desember 1999, Sidang Umum PBB mengeluarkan resolusi yang menetapkan tanggal 12 Agustus sebagai Hari Remaja Internasional.

Aksi peringatan hari remaja ini sudah dimulai sejak tahun 2000. Program prioritasnya di antaranya: pendidikan, lapangan kerja, kelaparan dan kemiskinan, kesehatan, lingkungan hidup, penyalahgunaan obat-obatan, kenakalan remaja, pekerjaan yang layak dan produktif, dan melibatkan partisipasi remaja secara efektif di lingkungan sosial dan keterlibatan remaja dalam pengambilan keputusan.

Tahun 2006 ini, Hari Remaja Internasional mengangkat tema "Tackling Poverty Together, Involving Young People in the Fight Againts Poverty" (Bersama Mengatasi Kemiskinan, Melibatkan Remaja dalam Melawan Kemiskinan). Sementara di Jakarta, PKBI Pusat, CMM PKBI DKI, YCAB, YPI, dan YAI mengangkat tema "Spirit for Me, Spirit for Youth: Semangat Remaja Melawan Kemiskinan". Tema ini mengampanyekan bahwa remaja memiliki perhatian dan kepedulian dalam melawan kemiskinan dan memerangi kemiskinan.

Momentum Hari Remaja Internasional ini merupakan peluang yang baik untuk mengampanyekan bagaimana keinginan kita dan semangat kita untuk melawan kemiskinan. Kita ingin menunjukkan bahwa kita menjadi bagian sejarah dan turut serta secara aktif melawan kemiskinan. Tetapi kita harus bekerja sama dan melakukan aksi bersama. Solidaritas mesti dibangun.

Saatnya beraksi

Apa yang bisa kita lakukan? Banyak! Kita bisa mulai dari komunitas kita. Diskusikan bagaimana kemiskinan telah merampas hak-hak kita untuk mendapat pendidikan, kesehatan yang layak, dan akses lainnya. Bangun solidaritas bersama, rancang aksi-aksi yang bisa dilakukan. Intinya adalah suarakan keinginan kita. Cari peluang dan media di mana suara kita dapat didengarkan oleh semua pihak bahwa kemiskinan harus dihentikan dan kita siap terlibat.

Cari dukungan dari berbagai pihak. Gelar forum, dialog, diskusi publik, dan kampanye melalui media tentang hari remaja ini dan bagaimana isu-isu seputar remaja dapat menjadi perhatian banyak pihak. Rayakan, rencanakan pergelaran untuk menunjukkan semangat, potensi, dan idealisme remaja untuk mengatasi hambatan-hambatan sosial yang membatasi remaja mendapatkan hak-haknya. Lakukan aksi. Tunjukkan bahwa remaja memiliki perhatian dan kepedulian.

Tanpa keterlibatan kita, bagaimana mungkin kita akan mengakhiri kemiskinan pada tahun 2015.
Harry Kurniawan PKBI


Komen Gue:

Masih mengenai pendidikan,Tahun ini para remaja diajak untuk memerangi kemiskinan...satu pertanyaan bodoh dari gue....Gimana kalau mereka kaga mau keluar dari kemiskinan ?? HAH ?? emang ada orang yang kaga mau keluar dari kemiskinan ?? ada banget....banyak malah.

Contohnya ibu2 yang berteduh di pinggir jalan ngandelin anaknya ngamen panas-panas.Pernah dari mereka ditawarin kerja sebagai pembantu honorer dengan gaji 30 ribu rupiah setiap hari + dapet baju layak pakai atau makanan yang di makan sama orang yang memberi kerja.(that's 900 ribu rupiah perbulan atau Sedikit dibawah UMR Jakarta....er.....tau deh ^_^).

Dia lebih milih di jalanan loh...kaga cape katanya tinggal duduk2 dapet duit.Ini bagaimana memeranginya ???Mental orang idonesia itu seneng kalau di bilang miskin atau susah...karena miskin atau susah sudah bersinonim dengan: murah,dana bantuan,gratisan dll yang sifatnya memudahkan...how about dignity ?

they don't care about dignity...kadang mereka merasa punya harga diri yang tinggi kok (Karena apa yang dia lakukan HALAL)...kalau orang miskin minta2 itu HALAL ...ihhiihihhi...gue kaga tau deh ini ajarannya gimana, yang pasti kalau seperti itu mentalnya gimana Indonesia mau bebas dari kemiskinan ??

Trus usaha pemerintah apa ? baru ajah tadi malam gue nonton berita bahwa pemerintah mengeluarkan dana bantuan (lewat depsos) sebesar 4 milyar rupiah untuk kaum miskin yang titik beratnya adalah orang jompo yang tidak berada di panti jompo, mereka dapet 100 ribu setiap bulan dari pemerintah (kalau kaga di potong sama keparat yang bertugas memberikan kuponnya).

Remaja adalah penerus bangsa...they keep yelling at the authorities to make a better living.To change things that doesn't come to peace and prosper..but when they ignore them..they became extrimist.....extrimist is not an act of depressing...its because they ignore them, and when all fail..they just do the second best.....join them.

Pendidikan apa yang diberikan kepada anak2 kita mengenai kemiskinan ?? kalau anak kecil sudah paham bagaimana mencari uang dengan minta2 karena selalu menganggap diri mereka miskin...gimana nanti mau jadi remaja yang memerangi kemiskinan ?well, apapun itu gue salut banget sama gerakan remaja untuk memerangi kemiskinan....if you understand the problem and you fight it..you will always get the result.

Selamat hari remaja...walaupun saya sudah tidak remaja...tetep ajah saya masih berjiwa remaja.^_^ *Kabur sebelom di timpukin sama yang pengen nimpuk*

1 comment:

Anonymous said...

SETUJUUUUUUUUU...!!!!

Depan rumah gw di Surabaya ada ibu-ibu yang seperti itu: anaknya disuruh ngamen, berpanas-panas, sementara dia berteduh, makan, jajan.

Setelah itu anaknya kembali dan dia menghitung sisa uang hari itu.

Forgive me for being cynical, tapi kok kayaknya ngitung2 banget "pengorbanan" mengandung 9 bulan 10 hari itu -- dan harus dibalas oleh anaknya dengan apa... masa kanak2 dan masa depannya?