baru dapat dari sini
Ratusan Ribu Warga Jakarta Terancam Tak Ikut Pilkada
Laporan Wartawan KCM Egidius Patnistik
JAKARTA, KCM-- Ratusan ribu warga Jakarta kemungkinan tak bisa ikut pilkada langsung sekitar Juli-Agustus tahun depan. Mereka terbentur masalah administrasi kependudukan yakni tidak memiliki KTP DKI Jakarta, padahal secara faktual tinggal di Jakarta.
Pelaksana tugas (Plt) KPUD DKI Jakarta, Juri Ardiantoro, mengatakan hal itu di Balaikota, Rabu (30/8), usai memaparkan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2007 kepada Gubernur Sutiyoso dan jajarannya.
Warga yang terancam tak bisa ikut pilkada, menurut Juri, antara lain mereka yang tinggal di kolong-kolong jembatan, kolong jalan layang, kolong jalan tol, bantaran sungai, daerah jalur hijau dan tidak punya KTP DKI. "Itu jumlahnya mencapai ratusan ribu orang," kata Juri,
Ia menjelaskan, dalam pertemuan dengan Gubernur Sutiyoso, kawasan Jakarta Utara dilaporkan tergolong yang data kependudukannya paling kacau. Di kawasan itu, banyak warga yang tinggal di daerah-daerah terlarang dan secara administrasi kependudukan mereka tidak terdata.
Gubernur Sutiyoso, lanjut Juri, telah meminta aparat terkait untuk membereskan masalah data kependudukan ini hingga tidak menjadi masalah dalam pelaksanaan pilkada tahun depan.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta bulan Agustus ini tengah melakukan pemutakhiran data kependudukan. Hasil pemutakhiran data yang baru bisa diketahui sekitar akhir tahun ini akan menjadi patokan data pemilih dalam pilkada.
Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebelumnya menyatakan kekacauan data kependudukan di Jakarta terjadi antara lain karena banyak warga tidak memiliki KTP atau warga punya KTP tetapi tak tercatat di pengurus RT/RW atau warga memiliki KTP dan tercatat di RT/RW tetapi sudah pindah alamat atau meninggal dunia.
Komen gue:
Dari dulu sampe sekarang gue masih kaga ngerti guna KTP...to be honest with you guys..gue kaga pernah tuh tergopoh2 ingin ikutan pilkada atau pemilu atau apapun juga.Bukannya gue apatis yah (sambil celingak-celinguk nyari ellen)tapi memang gue rasakan bahwa hal2 seperti itu tidak membawa pengaruh banyak buat gue.
Menurut gue KTP itu sebenernya yang butuh tu pemerintah karena mereka harus keep tracking para masyarakatnya....liatin ajah tuh di artikel bahwa mereka kewalahan untuk melakukan pencatatan karena banyak warga yang kaga punya KTP, dan secara kesadaran mereka juga tidak berusaha untuk membuat karena memang tidak memberikan nilai tambah bagi mereka (lah wong mereka self employee heheheheheh...pemulung,tukang minta2...)
Lah kalau emang yang butuh pemerintah kenapa juga bikin KTP ajah susah dan kudu pake duit untuk lancar ? bukannya gue tidak paham realita bahwa segalanya butuh uang sekarang...kalau memang pemerintah butuh uang seharusnya mereka yang memberi kita uang agar kita bikin KTP ^_^.Yah kaga se naif itu sih,maksud gue gini..kenapa ada razia KTP ?? penting kah ? menurut gue kaga penting...mereka melakukan sesuatu by force agar rakyat punya KTP dan pemerintah (baca:oknum) dapat duit banyak untuk membuat KTP tersebut.Coba bayangin berapa banyak orang bikin KTP (atau SIM) setiap hari,baik itu perpanjang atau baru "layak" bikin SIM (udah punya duit buat bikin atau memang cukup umur dan skill untuk bikin SIM).
Ngomong ngomong soal SIM
Memang benar peraturan di buat agar tentram dan damai..pernah kaga di survey dari setiap pelanggar lalu lintas berapa banyak orang yang kaga punya SIM ?? gue yakin kaga sampe 40% (correct me if i'm wrong), so kaga ada jaminan kan bahwa orang yang punya SIM bakalan tertib di jalan daripada orang yang kaga punya SIM.
Orang punya SIM semata2 karena mereka takut ditangkap kalau kaga punya ketika mereka membawa kendaraan mereka.titik.
Gue ajah kadang berfikir mendingan gue kaga punya SIM, sekarang bikin SIM sekitar 350 rebu untuk SIM A (mungkin ada yang lebih murah).Coba kalau gue ketilang bisa bayar polisi 50 ribu, berarti SIM itu akan berguna kalau gue sampai 7 kali ketilang (melanggar aturan)dalam 5 tahun, padahal kalau punya SIM juga ketilang dan bayar juga.
Gue sudah kaga punya SIM selama 5 tahun terakhir dan belum pernah ketilang (walaupun sering bawa kendaraan,karena pada dasarnya gue bukan orang yang tidak patuh pada peraturan lalu lintas)...so menurut gue punya SIM secara finansial tidak memberikan nilai tambah bagi gue.
Apakah saya menyalahkan pemerintah dalam hal ini ? tentu tidak ..they do what they have to do.
But when we say abotu leadeship it should be by examples...dimana2 pemerintah itu panutan...namanya juga orang yang memerintah...trus yang diperintah siapa ? rakyat...hahahahahha kadang gue sedih juga sih milih orang untuk memerintah kita...lah wong kita ajah udah bete kadang2 di perintah sama bos di kantor.Kok yang ada yang getol ikutan pilkada...giliran di perintah kaga mau hahahhahahah...IRONIC.
*SIGH*
5 comments:
dari satu sisi gw setuju dengan elo Son, bahwa emang KTP itu lebih penting buat pemerintah daripada buat individu, untuk kelengkapan data statistik, yang penting untuk BERBAGAI kerjaan lain, terutama perencanaan pembangunan. silakan tertawakan pernyataan ini (i suspect that's the first thing you'd do as you seem sooo bitter lately!), tapi emang itu tujuannya, meski prakteknya.. yah.. masih perlu banyak penyempurnaan.
gw juga setuju bahwa gak perlu segala macem measurement, including razia, untuk memastikan tiap orang punya KTP. yang penting adalah sistem pengarsipan yang handal dalam pencatatan kewarganegaraan, dan sistem peraturan yang menyebabkan orang mau gak mau harus punya kartu identitas itu.
benernya tanpa razia pun lo akan membutuhkan KTP itu toh? gimana caranya, misalnya, lo akan buka account bank kalo lo gak punya KTP? Bank2 jelas perlu dong semacam dokumen sebagai jaminan bagi para nasabah mereka, antara lain ya KTP nasabahnya.
kalo soal punya SIM semata2 karena takut ditangkap, ya it happens anywhere, termasuk di sini. in the end, balik lagi ke yang bersangkutan -- apakah dia punya tanggung jawab moral untuk menjalankan peraturan karena dia berpikir bahwa peraturan itu dibuat untuk ketertiban dan KEAMANAN bagi semua pihak. can u imagine what the world would be if everyone thinks: "orang lain juga ngelanggar kok, kenapa gw harus taat?".
pemerintah (baca: eksekutif) emang seharusnya jadi panutan, walopun kekuasaan emang DI MANA2 cenderung korup. dan tugas rakyatlah untuk mengontrol pemerintah -- karena itu kita punya DPR kan? gimana kalo DPR nya (baca: legislatif) sendiri ngaco? nah, itu pertanyaan bagus. seperti gw pernah bilang ke elo, kalo lo liat sekarang -- seberapa besar sih kekuatan eksekutif dibanding legislatif? presiden, misalnya, mana bisa memecat anggota DPR? padahal presiden bisa sewaktu2 dicabut kekuasaannya oleh parlemen kan, despite our Constitution which states that presidency and parliamentary institutions are equal.
nahhh.. berarti ini tanggung jawab bersama rakyat kan untuk mengontrol "wakil"-nya. bukan begitu, son? :)
hehehe.. kalo dipikir2 sekarang ini pegawai negeri bener2 abdi "rakyat" loh -- tepatnya abdi wakil rakyat :D.
bagusnya sih pake passport ajah.
tapi mana mampu semua orang indonesia bikin passport.
buat gua sih ID berguna jga.
kalau kita butuh proteksi,dan orang lain juga butuh proteksi. makanya butuh ID biar bisa terkontrol. Kalow mau beli rumah. Yah harus pake KTP dong. kalw gak. mana mau penjualnya. untuk perlindungan banyak hak. ID itu perlu loh.
hmm, penting ya ikut pilkada :D ? hehehe ...
ktp jakarta tuh perlu gak perlu kali ya, kalo gak punya ktp jkt, buka acc. bank aja susah, hehehe.
salam kenal!
hey.. nicely said about KTP.. :)
salam kenal.. saya Dini.
Saya setuju soal KTP, gak kerasa apa gunanya KTP.
Kalo soal SIM sih saya masih setuju bahwa yang bawa kendaraan harus punya SIM, minimal sebagai rasa tanggung jawab pribadi bahwa yang bersangkutan setidaknya 'berizin' untuk bawa kendaraan. Soalnya bawa kendaraan itu menyangkut keamaan dan keselamatan orang lain juga, selain keselamatan diri kita sendiri.
Tapi kalo soal KTP.. uhm... iya sih.. gak kerasa banget apa gunanya (bagi kita). Kalo emang pemerintah butuh rakyatnya punya KTP untuk mempermudah sensus dan pendataan, ya harusnya dipermudah dan di-bebas-biaya-kan saja itu pembuatan KTP. Dan diatur sedemikian supaya rakyatnya gak bisa bikin KTP dobel-dobel dimana-mana. Gak guna juga kan itu KTP sebagai data penduduk kalo si empunya ternyata punya 6 KTP lain di daerah lain.
:)
Sondi,
Gw komen ah... (abis gw disuruh mampir ke blog loe mulu kayaknya -kalo gw gak salah inget ya-)
Buat gw KTP juga rancu artinya... ehehhe but still buat gw penting juga, kalo tiba-tiba gw ditemukan linglung ditengah jalan (jangan sampeee.....) trus gw gak bawa KTP, apa jadinya gw?? dibawa kemana gw?? repot gak? (ENGGAK....!! kata orang rumah gw..) Tapi bener juga, kalo sekarang KTP bisa dobel-dobel bikinnya. Di Tangerang nama loe Badrun, tiba-tiba di Sulawesi nama loe Tuti, kan enggak ada yang tau (hehehehehhe operasi kelamin kaleee....)
Anyway bytheway busway, yang masih gw enggak ngerti itu SIM. Katanya SIM itu juga bisa mengartikan keamanan dan keselamatan buat pengguna ataupun orang lain. Lah, sekarang SIM aja bisa nembak, enggak perlu pake tes bisa ato enggak orang itu nyetir (mobil, motor, becak, bajaj, truk ato tank), ngerti ato enggak soal rambu-rambu lalin, buta warna ato enggak orang itu, nyampe enggak kakinya ke gas/rem?? ya, hal-hal kayak gitu deh....
Jadi kesimpulannya? udah buatnya mahal, tetep aja gak ngaruh buat gw... ehhehehehehhehe
Post a Comment