35% Siswa SLTP-SLTA di Batam Lakukan Seks Bebas
Penulis: Emerson Tarihoran
BATAM--MIOL: 35% siswa SLTP dan SLTA di Batam terindikasi melakukaan seks bebas akibat penggunaan narkotika. Mereka melakukan hubungan seks baik antar sesama pelajar maupun dengan pria hidung belang.
"Hasil survei kita terhadap pelajar SLTP-SLTA di kota Batam selama enam bulan terakhir memang sangat mencengangkan. Ternyata narkoba dan sejenisnya sudah benar-benar merasuk ke kalangan generasi penerus bangsa kita," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Anti Narkotika (Granat) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Syamsul Bahri Paloh, Selasa (18/7).
Data itu ditemukan Granat, kata Syamsul, setelah melakukan survei selama enam bulan. Dengan melakukan penelitian ke sekolah-sekeolah, tempat-tempat hiburan, hotel, rumah-rumah, serta melalui angket.
Angka yang disebutkan itu, kata Syamsul, dapat mereka pertanggungjawabkan jika pihak terkait seperti kepolisian atau aparat penegak hukum lainnya bersama pihak sekolah dan dinas pendidikan mau melakukan tindakan.
"Dari investigasi kami, hal itu juga disebabkan masih kurang adanya sweeping ke wisma-wisma dan hotel-hotel yang ada di kota Batam. Meski berakibat pada menurunnya tingkat hunian, tapi lebih baik mencegah daripada semakin banyak generasi bangsa kita yang harus terjerumus," ujar Paloh, yang juga Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional Kepri itu.
Ia menambahkan, persentase tersebut bersifat menyebar. Artinya tidak hanya berada di titik tertentu saja atau sekolah tertentu saja. Sebagian besar dari jumlah pelajar yang disurvei melakukan seks bebas baik berhubungan layaknya suami istri sesama mereka atau menerima panggilan jika diiming-imingi narkoba dalam jenis tertentu.
Menurut Syamsul, jumlah tersebut bakal terus bertambah jika tidak ada upaya mengawasi secara ketat aktivitas remaja saat ini.
"Jika tak ada pengawasan ketat, bisa jadi kota Batam bakal menjadi pusat peredaran narkoba terbesar di Indonesia," tegas Syamsul.
Pengamatan Granat, Kota Batam dan umumnya wilayah Kepri memang memiliki titik-titik drop narkoba yang sangat strategis. Pulau-pulau kecil dan berbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia,Vietnam dan Thailand diidentifikasi sebagai jalan masuk narkotika dari sindikat internasional.
Kepala Dinas Pendidikan Batam Maaz Ismail tidak percaya terhadap hasil survei itu. Pihaknya, kata Maaz, pernah melakukan tes urine pada siswa yang ada di Batam.
Hasilnya hanya 20 persen positif. Itupun tidak semua menggunakan narkoba, lebih banyak disebabkan minuman yang mengandung gas sejenis soft drink dan minuman keras.
"Jadi kalau Granat menyatakan 35 persen pelajar Batam melakukan seks bebas akibat narkoba, saya kurang yakin. Apa parameternya menyatakan seperti itu. Apakah mereka melibatkan tim medis saat survei," ujar Maaz.
Maaz mengatakan, jangan membuat pernyataan yang justru membuat suasana tidak kondusif. "Saya justru bertanya kapan melakukan survei, apakah semua siswa yang jumlahnya 10 ribu orang lebih disurvei satu-persatu," tambah Maaz. (ON/OL-06)
Komen Gue:
Implikasi dari penelitian GRANAT (GeRakan Anti doNAT) ini sangatlah mengancam citra dari pelajar dan juga kota batam.Masih teringat ketika survey yang sejenis dilakukan di Yogyakarta dan Toraja dengan hasil yang sangat mencengangkan 99% dari Maha/siswa dan Maha/Siswi sudah tidak perawan atau sudah pernah melakukan hubungan sex.
Bayangkan para siswa yang kaga melakukannya akan di interogasi atau di pandang dengan sangat melecehkan karena individu yang melakukan hal tersebut tidak diketahui dengan jelas.Bayangkan kalau kita adalah salah satu yang tidak melakukannya tetapi terpaksa ditanyakan untuk menjawab sesuatu yang risih untuk di jawab, oh jelas kita pasti tidak akan keberatan mengatakan bahwa kita tidak melakukannya,tapi the act of menanyakan hal itu kepada kita adalah suatu tindakan ketidak percayaan terhadap pribadi kita.
Are we really living in the absent of trust society ? Do we really need the trust of others ?
Do we really need to know about sexual life from other people ?
No, Seriously, Do we really need to know about it ?Is it gonna affect our life ? i mean just before and after you know that 99% of the student in Yogyakarta already had sex.Is it really change your life, your individual life ? it is if you thinking about running a condom bussiness or an abortion bussiness.
As a matter of fact,what use to be something so humiliating is something ordinary in other places or in the near future.Take a look at the jeans, if you wear something that got a hole in it, it would be very embarasing at the sixty, but in ninety it is a trend to put a hole in your jeans.So, what is the point ? perception always change, depend on the information you get.But, Values live on.
The taboo of Sexual life is a value ? No, Its a perception, a one side view from information called religion.I'm not saying that you could do sex freely as you like, but all i'm saying is we are as a society are so busy minding somebody else bussiness.
Why don't you focus on the value likes love,virtue,honesty something that so universal it will be accept in all over the world.Instead of expecting somebody to have it,while you cannot show it to them what it really are.
5 comments:
Hmmm...
Nice post :)
Biasa lah orang orang Indonesia... Lebih sibuk ngurusin orang lain ketimbang ngurusin diri sendiri.
Great post Sondi !! I think, prespektif yg beda rasanya emang harus ada utk menyeimbangkan suatu judgement sosial kayak kasus di atas. Yg selalu disayangkan adalah hasil survey2 seperti ini cuman terhenti di level pemaparan tanpa adanya korektif action yg pasti. Jadi bener juga kalo kamu bilang hasil survey kayak begini someway cuman mempermalukan satu sisi kehidupan kelompok/orang2 tertentu saja. Man...action speak louder than words !!
Yang buat survey dan kaum birokrat living in ignorance. Dari bertahun2 dulu emang udah kaya begitu kok. Sok pura2 kaget.
nyokap gw juga crita gitu,sont..diBatam anak sekolahnya udeh "aneh2"..duh padahal waktu jaman gw dulu,duh..boro2 mo yg aneh2..hang out diKFC aja ,pas klo ada yg ultah..ahahahahhahah.
well .. somehow gue setuju ama postingan elo. kelewat sibuk ngurusin privasi orang ga akan berguna apa2, tapi itu kayaknya udah jadi ciri khas bangsa kita (mungkinkah bisa dianggap sebuah kewajaran?)
anyway .. alangkah baik jika kita semua di sini mulai melangkah menjadi pelopor dan mind about other important business seperti yang elo sebut di paragraph akhir postingan elo.
Why don't you focus on the value likes love,virtue,honesty something that so universal it will be accept in all over the world.Instead of expecting somebody to have it,while you cannot show it to them what it really are.
gue setuju banget ama yang ini. hidup bang sondi!!
Post a Comment