Monday, July 24, 2006

Bisa hemat 11 tahun.

Hari Anak Nasional, Sehari Tanpa TV


JAKARTA, MINGGU - Momentum peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ,Minggu (23/7) hendaknya diisi kegiatan bermanfaat lain bagi anak di rumah, yakni tidak menonton televisi (tv) demi perlindungan mereka dari tayangan yang tak berguna.

Demikian ajakan Koordinator Hari Tanpa TV (HTT), Guntarto saat dihubungi di Jakarta, Minggu (23/7), terkait dengan gerakan tersebut.

Menurut Guntarto yang juga Ketua Pengembangan Media Anak, sekitar 60 juta anak Indonesia menonton tv selama berjam-jam hampir sepanjang hari dengan materi tontonan yang beragam karena memang kebanyakan keluarga di Indonesia tidak memberi batasan yang jelas.

Acara itu antara lain mulai gosip selebritis, berita kriminal berdarah-darah, sinetron remaja yang penuh kekerasan, seks, intrik, mistis, amoral, film dewasa yang diputar pada pagi, siang dan sore hari dan penampilan grup musik Indonesia maupun luar yang berpakaian seksi dan menyanyikan lagu dengan lirik orang dewasa.

Selain itu, sinetron berbungkus agama yang banyak menampilkan rekaan azab, hantu, iblis, siluman, dan seterusnya. "Termasuk juga acara anak yang sebagian besar berisi adegan yang tidak aman dan tidak pantas ditonton anak," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, tidak bisa dibayangkan jika anak-anak itu setiap hari harus menelan hal-hal dari tv yang jelas-jelas tidak untuk mereka tapi untuk orang dewasa.

"Anak-anak akan sangat berpotensi untuk kehilangan keceriaan dan kepolosan mereka karena masuknya persoalan orang dewasa dalam keseharian mereka. Akibatnya, sering terjadi gangguan psikologi dan ketidakseimbangan emosi dalam bentuk kesulitan konsentrasi, perilaku kekerasan, pertanyaan-pertanyaan yang `di luar dugaan" dan sebagainya," katanya.

Namun, ia juga mengakui, hanya sedikit anak yang beruntung bisa memiliki berbagai kegiatan, fasilitas, dan orang tua yang baik sehingga bisa mengalihkan waktu anak untuk hal-hal yang lebih penting daripada sekadar menonton tv. "Namun jutaan orang tua di Indonesia pada umumnya cemas dan khawatir dengan isi siaran tv kita," tegasnya.

Ia juga menilai, kalangan industri televisi punya argumentasi sendiri mengapa mereka menyiarkan acara-acara yang tidak memperhatikan kepentingan anak dan remaja.

"Intinya, kepentingan bisnis telah sangat mengalahkan dan menempatkan anak dan remaja kita sekedar sebagai pasar yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya," tuturnya.

Ditegaskannya juga, meski stasiun tv sudah mulai memperbaiki isi siaran mereka, namun hal itu tetap tidak bisa menghilangkan kesalahan mereka di masa lalu dalam memberi `makanan? yang merusak jiwa puluhan juta anak .

Pemerintah maupun institusi lain, terbukti tidak mampu membuat peraturan yang bisa memaksa industri televisi untuk lebih sopan menyiarkan acaranya. Oleh karena itu, tegasnya, tidak ada pilihan lain kecuali individu sendiri yang harus menentukan sikap menghadapi situasi ini.

"Anggota masyarakat yang bersatu dan memiliki sikap yang sama untuk menolak perilaku industri televisi kita, akan menjadi kekuatan yang besar apabila jumlahnya makin bertambah. Penolakan oleh masyarakat yang merupakan pasar bagi industri televisi, pada saatnya akan menjadi kekuatan yang besar," katanya.

Dukungan membesar

Terkait dengan gerakan Hari Tanpa TV (HTT) bagi anak tersebut, dia mengaku hingga Sabtu malam (22/7), sejumlah komunitas tv Sehat dan beberapa LSM lain yang menggagas HTT yang bertepatan dengan Hari Anak Nasional ini, sudah menerima dukungan tertulis dari 170 lembaga dan lebih dari 600 orang melalui e-mail dan sms. "Dukungan yang kita harapkan membesar ini nantinya akan disampaikan ke stasiun televisi, Komisi Penyiaran Indonesia, dan Depkominfo," katanya.

Ia juga mengatakan ke depan, HTT ini diharapkan dapat menjadi gerakan masyarakat yang didukung oleh jutaan warga Indonesia yang prihatin dengan tayangan tv dan menginginkan adanya perubahan yang jelas.

Gerakan yang didukung oleh jutaan orang pasti akan diperhitungkan oleh industri televisi karena hal itu terkait dengan rating dan iklan. "Kami pun akan meningkatkan pemantauan acara anak remaja, serta acara-acara yang ditayangkan pada jam-jam anak biasa menonton tv dan mengajak seluruh unsur masyarakat untuk tidak menonton acara yang merusak jiwa anak," katanya.

Ia menambahkan, saat ini masyarakat harus bersikap, tidak menunggu atau mengharap dari industri penyiaran, pemerintah, maupun dari Komisi Penyiaran Indonesia karena sampai sejauh ini mereka tidak mampu mengubah isi tayangan tv menjadi lebih sehat.


Komen Gue :


Baru ajah gue baca buku mengenai Fokus, di dalam buku itu ditulis bahwa penelitian yang dilakukan oleh Nielsen Company secara statistik orang rata2 menonton TV 6,5 jam sehari.Itu berarti 11 Tahun dalam hidupnya dihabiskan untuk nonton TV kalau rata2 usia orang 65 tahun.Dengan menonton iklan saja itu berarti sudah menghabiskan 3 tahun.Bayang kan kalau kita lagi nonton TV,setiap iklan kita pakai untuk belajar bahasa...kita sudah bisa mahir 3 bahasa.

TV kita memang acaranya tidak dibuat untuk konsumsi anak2, walaupun film anak2 tetap saja ada kata2 makian "sialan,Kurang ajar dsb" atau adegan kekerasan "memukul atau berkata2 dengan kasar".

Seharusnya anak2 lebih baik bermain di luar rumah dan bersosialisasi dengan anak2 lain ketimbang nonton TV.Jauh lebih sehat dan tentu saja melatih otot dan juga kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan dunia luar dan sosial.

Belum lagi dampak iklan di TV,anak2 kita terekspos lebih dari satu juta iklan pertahunnya, itulah kenapa generasi penerus kita adalah generasi tukang belanja,konsumtif,obesitas,kurang gizi (junk food terus bo'),kecenderungan memiliki penyakit degeneratif yang tinggi dan di usia muda,ototnya kurang tumbuh maksimal,mengutamakan penampilan sebagai salah satu angka penilaian hidup ketimbang nilai2...jangan heran,that's iklan can do.

Akibat kebanyakan berinteraksi dengan TV (dan komputer)membuat kemampuan kita dalam dealing with people sangat rendah karena memang (sayangnya) tidak pernah diajarkan di sekolah, padahal 2/3 umur kita dihabiskan untuk berhubungan dengan orang lain (ortu,keluarga,teman,pacar dll) asumsi kita tidur 8 jam sehari.Dengan demikian sekecil apapun kesempatan kita untuk belajar bagaimana berhubungan dengan baik dengan orang lain adalah kesempatan yang sangat berharga.

TV bisa juga digunakan untuk belajar...betul,tetapi apakah kemampuan anak2 kecil belajar lewat TV belum pernah ada yang menganalisanya..walaupun 83% hal yang kita pelajari itu lewat indra penglihatan.

Buat orang gede tetep ajah statistik ini berlaku, ada pepatah mengatakan "kursi yang paling mahal adalah kursi di depan TV", karena membuat kita kehilangan banyak kesempatan yang bisa kita pakai di waktu2 tersebut.

Tidak bisa tidak kita harus mengurangi nonton TV dan mulai melakukan hal lain yang bisa lebih berguna.Mempergunakan 1 jam waktu nonton TV kita untuk melakukan hal yang berharga membuat kita punya ekstra waktu 15 hari dalam setahun.kalau anda belajar bikin kue atau mungkin membaca 1 buku positif ..anda sudah bisa menyelesaikannya dalam waktu 15 hari.dalam 3 tahun anda punya 1 bulan ekstra.

Think about it, gue bukannya against acara TV...kalau ada acara X-files atau Avatar the last airbender...gue mau nonton....tapi tetep ajah skala prioritas di terapkan.
Duh belom lagi waktu yang kita habiskan untuk nonton bioskop...huaaa gue seneng banget nonton bioskop.

Well, Selamat hari anak dan selamat mencoba untuk mengurangi waktu untuk menonton TV.


Orang kaya,orang rata2 dan orang miskin sama2 punya 24 jam dari Tuhan setiap harinya, bukan nasib dan skill yang membedakan..tetapi kemampuan mereka menggunakan waktu.

3 comments:

Hannie said...

sondi, gue mah ampir ga pernah nonton tipi!!!!! wekekekeekkkk....

parahnya lagi, gue juga jarang nonton bioskop sekarang. anehnya, gue lagi demen beli vcd. hehehhe....

*nasib orang jomblo* GUBRAK!!!!

uut, said...

*phewww* untung gw cuman nonton dvd kaga ada iklannya :P

wakakakkaakakak *kabur*

Diva said...

ingat waktu di batam beberapa bulan yang lalu,anak2ku bilang..mama knapa tv dirumah tante(adekku) dan di hotel ada nightmare

hah!! aku mlotot,nightmare apaan,karna anak2 ga pernah nonton siaran diluar jam anak2,kalau musim panas gini anak2 ga pernah nonton tv,paling2 jg aku puterin dvd disney setengah jam sebelum bobo,biar relaks dulu otak dan tubuhnya sebelum ke peraduan...

halah ternyata yg dimaksud anak2ku itu iklan pilm2 horor,yg jam tayangnya ga kira2 apalagi yg namanya sekilas info yg tampilin mayat2 (huh),,masih ingat kata anakku,itu loh mam ada bapak2 angkat anak kecil berdarah darah trus muka bapaknya kaya hantu..aduhhh tobat aku,sejak itu anak2 cuman boleh lihat singapore channel :),bukan karna sok,to demi kebaikan dan pshycolog anakku

sisi baiknya,untung ada dvd bajakan,puas2 dah anak2 nonton barbie dan tom and jerry,walau ga bisa dibawa pulang sini(hiks)takut kena denda!