Di suatu SMP sekolah beragama,
Murid belajar PKN tentang keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika dan Toleransi antar masyarakat Indonesia.
Diberikanlah tugas untuk murid meriset dan mempresentasikan salah satu budaya Indonesia yaitu Reog dan Debus.Dengan tujuan agar murid memahami sekelumit budaya di Indonesia, terbiasa mencari fakta dan menyajikan data untuk satu topik, Memiliki kebanggaan karena mereka bagian dari negara yang sarat kebudayaan.
Tiba-tiba, sang guru diprotes orang tua karena Debus tidak mencerminkan ajaran agama tertentu dan tidak seharusnya murid meriset kebudayaan seperti itu.
Disini, bisa dilihat ketidakmampuan orang tua dalam membedakan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan.Ketidakpahaman tersebut bahkan ikut di dukung oleh pihak sekolah, dikarenakan takut orang tua mengeluarkan anaknya dan sekolah kehilangan penghasilan.
Ada pepatah tak kenal maka tak sayang, bagaimana kita mengajarkan toleransi kepada anak kita apabila kita tidak mengenalkan mereka tentang hal-hal yang berbeda dengan mereka, baik itu suku, ras, budaya dan agama.
Bahwa di Indonesia ada budaya dan agama yang berdoa menghadap ke timur, menghadap patung, menyembah leluhur, pohon, arca, batu dan benda lain itu adalah fakta, dan mereka yang melakukannya adalah saudara kita, bangsa Indonesia.
Kita belum bicara Wawasan Nusantara bagaimana sebagai orang Indonesia, kita wajib membela dan mengembangkan Budaya yang kita miliki sebagai salah satu keunikan dan modal berbangsa.
Makna dari keberagaman menjadi buyar karena pemahaman sempit yang tidak dimiliki oleh orang tua.
No comments:
Post a Comment