Thursday, March 09, 2006

Beruntungkah kita ?

Kemaren baru ajah diputerin film tentang paralympic dan gue sangat terkesan dengan apa yang gue lihat.

Makes me wonder why and how.

Apa yang gue lihat merupakan mix feeling antara rasa beruntung, iba, kekaguman serta IRI (walah kok iri ??).

Rasa beruntung karena ternyata Gue masih lengkap secara fisik sampai sekarang, bahwa gue bisa melakukan sesuatu dengan mudah.

Rasa iba karena gue merasa orang2 tersebut tidak se-beruntung gue, mereka harus menjalani hidup dengan kekurangan yang ada.

Kagum karena banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang-orang seperti mereka.Kagum atas semua kebesaran Tuhan yang terpancar dari setiap aspek dari dalam diri mereka.



Iri ??
Iya iri, karena dengan segala keterbatasan yang mereka punya mereka tetap menjadi pemenang.Walaupun mereka tidak mendapatkan mendali emas, tapi mereka menjadi pemenang dalam pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapi oleh umat manusia....pertempuran mengalahkan dirinya sendiri dengan segala keadaan dan kenyataan yang somehow tidak berpihak padanya.



Coba deh pikir.Kapan terakhir kali kita tidak menyerah terhadap hal yang kita hadapi ? Kapan kita berani menghadapi ketidakpastian ? (sementara mereka menghadapi yang sudah pasti...kecacatan dan keterbatasan mereka).
Kapan terakhir kali kita tidak mengalah terhadap keadaan ? Kapan terakhir kali kita tidak mengatakan "udah takdir,Suratan Tuhan,Nasib,yah udah pasrah ajah" dan sekali lagi menantang itu semua ?

Ini hal yang gue tanyakan pada diri gue sendiri.Seberapa besar determinasi yang gue punya ?Passion and courage to undergo and achive all the things i dream about in this life ?

Berapa banyak orang yang hidup di dalam impian mereka ? Dibandingkan orang yang hidup "Mengalir saja".

Ketika lagi nulis blog ini gue merinding sendiri.Gue merasa berhutang....sama diri gue sendiri, hidup gue dan The Great Maker.Tuhan yang maha sempurna....maafkan saya karena saya meragukan dan merendahkan ciptaanmu....diriku sendiri.

Temen gue pernah bilang gini sama gue "Kalau elo lembek dengan diri elo, maka kehidupan akan keras untuk elo.Tapi,bila elo keras sama diri elo, maka kehidupan akan terasa lembek"

Ibu dan bapak yang di gambar itu sudah menghadapi semua yang harus dihadapi.against all odds, dan mereka memenangkannya.

Dibilang dan dianggap cacat/tidak mampu sama orang lain itu hal yang sangat menyedihkan.Mengetahui bahwa kita cacat itu adalah hal yang sangat berat.Tetapi...Menunjukan pada diri sendiri dan orang lain bahwa kita tidak pernah menganggap itu semua halangan untuk menjadi pemenang.....that's what matter the most !

This writting is dedicated to the people who fought the fiercest battle of humankind,mere dissability and go BEYOND it.

The picture above is courtesy of Paralympic Comittee (PCI)

4 comments:

Anonymous said...

So you should watch this movie "Be With Me". One of the story about an old woman name Theresa Chan. This is a real person in the real world. She live in Singapore. She is blind and deaf but this woman is so strong never complain about her life even she always grateful for what she already has.

It is interesting for me, how people face their problem in many different ways... A few face it bravely...most running away. Many people who have disabilities braver than most "normal" people ;D.

Anonymous said...

Sondi.. thanks for this "jitakan" on my forehead! Having indulged in my own self-pitying, I know I should be thankful looking at these people. I could make more, and give more to the world, actually, if only I'm determined enough!

Thank you again, amigo. This posting is so inspiring. TUMBEN! *hihihihi.. enggak deng.. ur postings always do!*

uut, said...

wow your story really inspired me.

so i'think i should stop complaining and be greatfull,ha!

Anonymous said...

Belakangan ini gw ntn DAAI TV, liat ada penari-penari Cina dimana semuanya cacat fisik. Ada yang tuli karena kesalahan dokter. Ada yang bahkan nggak punya tangan sama sekali karena kecelakaan.

Dan gw salut banget karena mereka justru bukannya banyak mengeluh dan mengasihani diri sendiri, atau menyalahkan keadaan, atau menyesali hidup, tapi mereka justru tetap bangkit dan "hidup" (dalam arti hidup yang sebenarnya), punya impian besar untuk masa depan mereka dan mau berjuang untuk itu.

Fiuhh... rasanya nemplak gw banget dech..