Kemaren waktu pulang naik grab dari kantin, Tania tiba-tiba nanya "Dad, bagaimana meningkatkan keteraturan sosial di Indonesia?"
Gue terperanjat....ni anak ga ada obrolan yang lebih ringan apa ? Pulang sekolah capek-capek abis ekskul, dia malah nanyanya gitu.
Separuhnya gue bangga anak umuran segitu udah pengen punya wawasan yang lebih daripada teman-teman seusianya, karena gue tau pasti waktu gue seumur dia boro-boro nanya keteraturan sosial, kata keteraturan ajah rasanya sesuatu yang gak gue banget LOL.
Berfikir sejenak bagaimana cara menyampaikan ke anak gue tanpa terkesan menggurui (padahal gue tau , satu-satunya alasan dia nanya ke gitu sama gue karena gue (pernah jadi) guru. Gak mungkin dia nanya hal yang kaya gitu sama emaknya, yang juga guru dan kepala sekolah.
"You are Indonesian right ?"
"Yes i am"
Take a look at your daily life and how you consciously made your daily choice. Tau besok ada ulangan, pulang malah tidur siang...egh bablas sampe besok pagi , gak belajar. Bagaimana meningkatkan keteraturan dalam hidup ini butuh kesadaraan yang baik bagi setiap orang Indonesia. Kayak mesin yang gak ada tombol off nya, kesadaran akan keteraturan harus ada terus, karena kita tau bahwa keteraturan yang akan memudahkan hidup kita, jangan salah, life is chaos too, tetapi menjaga keteraturan adalah salah satu hal yang menjadikan pondasi hidup bersama dan bermasyarakat.
Dikarenakan kehidupan dan alam semesta ini bersifat entropi, maka keteraturan adalah sesuatu yang tidak bisa otomatis, harus ada effort dan diperjuangkan, oleh karena itu diperlukan namanya kesadaran.
Kesadaran dalam berfikir, berucap dan bertindak. Sekarang banyak orang Indonesia yang tidak sadar dalam tiga hal itu, makanya boro-boro keteraturan, yang ada yah ketidak teraturan.
Kesadaran penuh 24/7 hanya milik Budha Gautama heheheheh.....kadang ajah daddy masih nyerobot lampu merah kok.
Semua hal yang baik dan positif itu memang harus diperjuangkan termasuk juga kesadaran. Semua hal yang di biarkan begitu saja akan jatuh ke tidakteraturan. Contohnya rumah Oma, karena sekarang tidak ada yang tinggalin dan urusin, jadi cepet rusak kan ? nah semua hal yang di biarkan akan jadi lebih buruk, bahkan sesuatu yang buruk itu mulai dari pembiaran...ignorance never actually a bliss.
Bayangkan kalau Indonesia itu negara yang lebih teratur, seperti Singapura contohnya, atau Jepang yang bisa dijadikan standard keteraturan di Asia. Dimana orang tua bisa melepas anak umur 6 tahunnya untuk pergi ke sekolah dengan kendaraan umum tanpa harus was-was dilecehkan atau diculik.
Ketika orang yang Handphone atau dompetnya tertinggal di tempat umum bisa menemukannya di tempat semula keesokan harinya.
Selain kesadaran, harga diri yang tinggi akan nilai luhur yang dianut juga bisa dijadikan faktor untuk memperoleh dan membentuk keteraturan sosial.
Ketika sekolah masih memperjuangkan anak kecil bisa membaca dan berhitung ketimbang bagaimana caranya berbagi, berbuat baik , bersabar, tidak mengambil milik orang lain.
Ketika dengan santainya ngambil bunga buat anaknya di pekarangan rumah orang tanpa izin
Ketika orang tua lebih bangga anaknya bisa baca ketimbang tidak menjambak rambut kakaknya ketika tantrum...maka perjalanan kita menuju keteraturan masih jauh dan panjang.
So, am i answering your question ce ?