Life Expectancy atau Harapan hidup meningkat sangat dalam lebih dari 50 tahun di seluruh dunia.
Hans Rosling, pakar statistik sosial juga menyimpulkan hal yang sama dalam pembicaraannya.
https://www.youtube.com/watch?v=jbkSRLYSojo
Zaman dulu, virus influenza atau bakteri yang menginfeksi luka cukup untuk membunuh manusia.
https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/treatments/Pages/The-History-of-Antibiotics.aspx
Sekarang even AIDS sudah menemukan titik terang dalam pengobatan dengan adanya anti retro virus.
http://patient.info/health/medicines-for-hiv-and-aids
Lantas kenapa temen or kenalan gue pada mati muda ?
Apakah benar bahwa Alam selalu menemukan keseimbangan dan manusia memang tidak di takdirkan untuk hidup terlalu lama ?
Temen gue Juned, pernah share artikel mengenai bagaimana penduduk Bhutan merefleksi kematian.
http://www.bbc.com/travel/story/20150408-bhutans-dark-secret-to-happiness
dan bagaimana kematian merupakan salah satu faktor dari kebahagiaan di Bhutan.
Gue dulu berpikir bahwa salah satu faktor yang identik dengan kebahagiaan adalah umur panjang.
Dengan statistik di gambar seharusnya dunia lebih bahagia sekarang ketimbang 50-60 tahun yang lalu.
Boy i was wrong, Jepang yang merupakan salah satu jawara negara penghasil umur terpanjang berada di sisi bawah dalam world happiness index :
http://happyplanetindex.org/
http://www.sciencealert.com/the-world-happiness-index-2016-just-ranked-the-happiest-countries-on-earth
Mungkin benar adanya bahwa kebahagiaan adalah apa yang kita refleksikan dari hidup yang (belom tentu) panjang.