Tuesday, June 16, 2009

Titania Natasha

Dear Tania anakku,

Ketika kamu membaca tulisan ini mungkin kamu sedang sedih.
Mungkin kamu sedang marah dan kecewa.
Mungkin kamu merasa sendiri dan ditinggalkan.

Ijinkan aku bercerita tentang sebuah kebahagiaan....sekelumit gambar di dalam lukisan hidupku.

Tentang kuasa Tuhan yang memberikan aku seorang bayi perempuan mungil.

Tentang kengerian aku melihat penderitaan ibunya...

Tentang perjuangan panjang yang harus dihadapi ayahnya...

ahhh...terlalu panjang untuk menarik perhatian kamu....

Pada tanggal 14 Juni 2009 ada seorang bayi mungil dalam pelukanku...
ketika ku lihat wajahnya...ada kelebat orang yang aku sayangi di sana....dan hari itu aku berjanji untuk ikut menyayangi bayi itu juga.

Aku menyaksikan air mata pertamanya.
Aku menyaksikan kejap mata pertamanya.
Aku menyaksikan mulutnya terbuka.
Aku menyaksikan bibirnya yang merah.
Aku menyaksikan rambutnya yang hitam dan banyak.
Aku menyaksikan wajahnya yang bulat seperti rembulan.


Aku berdoa kepada Tuhan untuk bisa menjadi ayah terbaik untuk bayi itu..
Dengan segala ketololanku,senyumku,kekuatanku,tangisku,lelahku,harapanku,
suaraku,semangatku,keputusasaanku,ceritaku,hatiku,candaku,ototku,kakiku,
tanganku,kepalaku,otakku.

Apabila hari ini segala sesuatu itu tidak cukup untuknya..aku mau melakukannya semua sekali lagi.


Bahkan dengan nyawaku...


Bahwa hidup tidaklah pernah memberikan semua yang kamu inginkan...satu hal yang pasti aku
akan berusaha memberikan semua yang aku punya...untukmu.

Maafkan bila nanti kamu terjatuh...
Maafkan bila nanti kamu terluka...
Maafkan bila nanti kamu kecewa..
Maafkan malam-malam tanpa teman..
Maafkan pertandingan yang tidak ditonton...
Maafkan ulang tahun yang terlupakan...
Maafkan kata2 kasar dari mulutku...
Maafkan kado yang tidak sesuai dengan keinginanmu...
Maafkan gaun yang tidak bermerk terkenal..
Maafkan baju bercorak norak....
Maafkan perlilaku terhadap pacar kamu...

Maafkan semua itu karena Ayahmu sedang belajar sama seperti engkau.
Belajar berjalan seperti engkau.
Jatuh seperti engkau...
Berdarah seperti engkau..
Menangis seperti engkau..
Kecewa seperti engkau..
Limbung seperti engkau..
Perih seperti engkau..
Dapet nilai merah seperti engkau..
Bolos seperti engkau..
Nyontek seperti engkau..
Di hukum seperti engkau..

Semoga kamu sadar bahwa Ayahmu tidak lebih sempurna daripada kamu...
Semoga kamu tau di balik semua yang dialami oleh ayahmu...dia tidak ingin kamu tau....

Karena dia hanya ingin di anggap sebagai :


seorang yang paling bisa kamu andalkan..



itu saja.